Prajurit Da'wah, Bersiaplah !


Dakwah memang teramat panjang dan melelahkan. Karena mungkin telah berhembus seluruh nafas kita, telah berhenti detak jatung kita, tak lagi mengalir deras darah kita. Dan tak lagi ada nyawa di raga, namun kemenangan dakwah mungkin belum menampakkan wujudnya.
Selain panjang, di atas jalan dakwah itu juga terhampar gundukan duka yang tidak nyaman untuk dirasa. Sehingga orang yang ingin melewatinya tak cukup hanya membawa sekeranjang kesabaran. Melainkan keharusan baginya membawa berjuta gudang kesabaran dalam hati untuk bisa selamat mencapai tujuannya.

Dan hal inilah yang harus dipahami benar oleh para aktifis dakwah. Kesabaran yang ia bawa harus melekat erat dalam hatinya, karena medan dakwah yang akan ia lalui teramat luas dan buas. Lemahnya kesabaran akan membuat jiwanya goyah. Ia akan mudah menyerah, kemudian kalah dan patah. Hingga kemenangan dakwah tidak akan pernah ada.

Kesabaran yang melekat dalam hatinya merupakan kekuatan jiwa yang mendorongnya melakukan perlawanan terhadap kemalasan, kelemahan, kelesuan dan penyerahan. Sabar mengantarkannya kepada ketabahan dan ketegaran dalam menghadapi cobaan yang menimpanya. Hingga Allah SWT berkenan mendatangkan pertolonganNya atau menetapkan syahidnya.

Memahami ganasnya medan dakwah ini, maka Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam bukunya “5 Taujih Ruhiyah Untuk aktifis Dakwah dan Harakah” mengingatkan para aktifis dakwah untuk selalu bersiap menghadapi berbagai kenyataan dan kendala yang mungkin terjadi, diantaranya:

• Seorang aktifis harus siap menghadapi kemungkinan berbagai tudingan bohong. Propaganda batil yang dilancarkan kepadanya, sikap sinis dan meremehkan sehingga menyudutkan seruan dakwah.

• Seorang aktifis harus siap menghadapi kemungkinan resiko yang bakal di derita berupa pemecatan dari jabatan dengan segala fasilitasnya, atau pemutusan kerja dan pencabutan dari berbagai sumber kehidupan.

• Seorang aktifis harus menghadapi kemungkinan berbagai tantangan di lingkungannya, dalam bentuk isolasi dari masyarakat atau keluarganya, bahkan sampai pengusiran dari kampung halaman atau negerinya..

• Seorang aktifis harus siap menghadapi kemungkinan tipu daya dan bujukan yang akan melumpuhkan perjuangannnya. Mulai dari kedudukan dan jabatan, harta kekayaan dan status sosial yang membanggakan, sampai kepada wanita-wanita cantik yang menggiurkan.

• Seorang aktifis harus siap menghadapi segala kemungkinan pengorbanan jiwanya, yaitu gugur sebagai syuhada demi Din Islam dan tegaknya kalimatullah hiyal ‘ulya di atas bumi.

Peristiwa lara di atas selalu ada. Kita bisa bercermin dari para penduhulu kita yang mampu tegar dan sabar menghadapinya. Semoga