Apa lagi rutinitas harianku waktu itu sebagai seorang ‘hacker gadungan’ yang selalu berselancar di dunia maya. Membuat blog dan blog lagi. Merancang dan men design website agar tampil secanting mungkin. Hingga datang seorang teman lama yang muncul di mailbox-ku.
Seorang simple girl yang suka bicara ceplas-ceplos, tapi sangat baik hati. Aku bahkan sudah hampir-hampir tidak ingat siapa dia. Susah sekali aku mengingat-ingat. Tapi tak kunjung ketemu dalam files otakku.
Ketika pertama sekali membaca mail nya, hatiku langsung saja bergetar. Entah mengapa itu. Aku-lah orangnya yang bertipe ‘tidak gampang jatuh cinta, tapi sosok satu ini sudah mampu membuatku bergetar saat pertama kali melihat photonya. “Ahh.. mungkin upload photonya pake mantra-mantra..” selorohku waktu itu.
Hari-hari berikutnya, selalu saja dia menyapa kalau ak OnLine di Yahoo Messanger. Entah ngobrol apa-an yang jelas enak dan bikin betah. Dia-lah orang pertama yang membuatku betah berlama-lama chating. Mungkin dia orangnya maniak chating, enak diajak ngobrol sampai-sampai aku betah ber jam-jam bercerita. Ada saja bahan yang tak kunjung habis-habis buat diomongin. Aku juga mulai terbuka.. talking about averything yang membuatku plong setelah chating dengannya.
Orangnya baik hati. Suka membantu. Sungguh dia sudah banyak membantuku. Tak bisa lagi kusebutkan satu persatu karena saking banyaknya. Herannya, dia masih tetap bersahaja untuk mendengarkan smua problemku. Dan mau berfikir untuk mecarikan solusinya. Klop sekali ! fikirku. Aku juga pada dasarnya punya jiwa sosial dan solidaritas yang tinggi.
Hingga tibalah harinya kepulanganku ke Indonesia. Aku masih ingat ketika malam itu menyusun barang-barang ke koper. Chating terakhir dengan nya sebelum meninggalkan Kairo. Aku bertekat, tidak akan melepaskannya. Sesampai di indonesia nanti tidak akan membuang-buang waktu untuk langsung ke orang tuanya. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan dua kali karena berlama-lama dan memakai sifat ‘panyogan’.
Hari berganti hari di kampung halaman, lama kutunggu dia OnLine. Mungkin dia sedang sibuk atau ada keperluan. Tidak biasanya dia meninggalkan Yahoo messanger berlama-lama. Aku berfikir keras, bagaimana caranya mencari moment untuk bisa bertemu dengannya.
Akhirnya, Allah mengabulkan do’a ku. Hari itu adikku ada acara di kampus nya dan harus datang orangtuanya. Aku-lah yang datang waktu itu sebagai orang tua. Aku sudah ada firasat akan ketemuan dengan dia. Karena dalam acara sebesar ini dia mestinya hadir.
Hari itu, Kutenangkan hatiku duduk dibelakang. Sekali-kali kepalaku celinguk ke depan mencari kalau-kalau orang yang ku cari ada di depan. Benar saja, ketika acara selesai dan break, terlihat dia berjalan dari depan bersama teman nya. Bayangkan ! betapa terpesona nya aku waktu itu. Objek yang selama ini hanya bisa aku lihat dari photo, sekarang bisa aku saksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Walau aku merasa baru pertama kali melihatnya, tapi aku yakin sudah lama mengenal wajahnya. Itu dia ! seorang wanita berjilbab lebar yang akrab dan hangat pergaulannya.
Kami benar-benar ketemuan. Aku, dia, dan adik ku. Jangankan menatap matanya, melihat ke arahnya aku tak berani. Hatiku dag-dig-dug, grogi bukan main. Grogi !
Hari berikutnya, bahkan dia datang kerumahku. Menagih oleh-oleh dari Mesir, mungkin katanya. Dia bersama adiknya sudah menunggu di ruang tamu. Kemudian bangkit menyalami dan mencium tangan mama penuh santun. Bicara santun, sopan. Yang ada dalam dadaku waktu itu hanya kekaguman pada sosoknya.
Ku bongkar habis-habisan koperku waktu itu. Tentu saja oleh-oleh spesial untuknya tidak akan lupa aku bawa. Tapi dimana ? dimana..?! berulang-ulang aku bongkar koperku, kuperiksa tas, laci meja, bahkan sampai ke kamar mandi. Tapi tetap saja hasilnya nihil !
Baru terakhir kuingat, oleh-oleh itu ketinggalan di koper satu lagi. Di koper buku-buku yang tertinggal di Malaysia. Sama dengan oleh-oleh untuk kedua adik perempuanku dan mama. Sebuah jilbab mesir yang manis. Alamaaak.. terpaksa sore itu kutakurkan kepala. Dia pulang kerumah dengan tangan hampa. Tanpa oleh-oleh apapun !
Sejak hari itu, aku berusaha mencari-cari informasi tentangnya. Ingin mengetahui dia lebih dekat. Dan semakin lama, semakin kuat keinginanku untuk memilikinya. Hingga suatu saat ketika selesai chating dengannya, aku begitu termenung. Lama aku termenung, menatap layar komputer dengan tatapan hampa. Ku ulang lagi mengeja kata-kata yang tertulis waktu chating dengan nya.
Dia begitu spesial. Seorang muslimah muda dengan karir selangit. Subhanallah.. aku tidak dapat berkata-kata. Yang terbayang waktu itu hanya ingin mengukur bayang-bayang sepanjang badan. Tampaknya angan-anganku terlalu tinggi untuk memilikinya. Ia terlalu jauh diatasku. Aku melihat diriku terlalu kerdil.
Hari-hari berikutnya, tetap chating dengan nya. Seperti biasa, bercerita tentang apapun. Plong dan tidak ada yang bisa aku tutup-tutupi darinya. Bahkan untuk proses ta’aruf-ku. Terus terang kusampaikan kepadanya. Ada beberapa orang yang ingin memulai proses menuju jenjang pernikahan dengan-ku dan minta pendapatnya. Aku perhatikan reaksinya, ternyata ia tak punya rasa apa-apa. Tetap plong !
Hingga akhirnya kuberanikan diri untuk mengutarakan maksud hati. Dengan media chating, tentunya kutekatkan chating kali ini akan mengakhiri semua kata-kata basa-basi. Langsung saat itu aku tembak. Aku ingin melamar seorang akhwat.
Seperti biasa, dia tanya “boleh tau siapa orangnya?”
Aku jawab, masih teman satu es-em-pe juga. Tinggal di Ibuh.
“iya ?” mungkin dia berfikir kalau dia pasti tau orang nya. Hingga tidak ada pilihan lain dari spesifik ciri-ciri yang aku sebutkan kecuali dialah orangnya. Dia mengelak ! “ahh jangan gt, nanti aku kepedean..”
Pada saat yang sama juga, dia juga mengutarakan niatnya berangkat ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. Seperti yang dahulu sering ia utarakan niatnya untuk S2. Ahh.. kembali lagi aku down waktu itu. Aku tak mungkin menghalangi niatnya untuk kuliah. Di Bandung? Tentu tidak mungkin, sedangkan aku harus tetap disini, di Payakumbuh mengurus Sekolah. Akhirnya chating hari itu ditutup dengan kata-kata “anggap saja garah-garah”. Aku berdo’a waktu itu, moga Allah memberikan ia yang terbaik.
Hari ini, malam ini. Untuk kedua kalinya aku kembali gagal menyampaikan rasa hati padanya. Mungkin aku terlalu nekat dan tidak melihat kondisi. Kembali aku tanyakan kalo aku mendambakan seorang istri seperti nya. Apakah dia mau dengan orang seperti aku ini? radd 'alayya.. dengan bahasa yang halus. Sangat halus malahan. “Apo lah spesialnyo ana, Dak ado do. Kok bantuak biaso2 se, Dak tinnggi lo do t, Kok belajar ilmu agama baru patang2 ko baru, Kok ilmu agama mangarati stek2nyo, Kok klg pas2an lo. Dk ado spesiaal2nyo do han !”
Kembali aku yakinkan dia, kalau aku akan menerimanya apa adanya. Kuceritakan Kisah dalam film Kung fu Panda sebagai dalilku“Sup yang spesial tidak harus punya bumbu spesial, ya kan ? dragon scroll itu ternyata kosong, tidak ada apa-apa, tapi tetap punya nilai sangat spesial !”
Tapi tetap jawabannya tak jauh beda. Sebelum terlanjur, bagus tau dulu-lah smuanya. Kalau tau gimana sebenarnya dia, pasti ilfil deh..
So what can i do ? entah bagaimana akhirnya nanti. Entah aku salah persepsi atau penafsiran, entahlah..
Ukhti, dimanapun engkau sekarang, aku doakan untukmu. Moga Allah memberikan pendamping yang terbaik untukmu. Kalau itu adalah aku, sungguh tak terhingga syukurku. Tapi kalau itu bukanlah aku, moga itu adalah pilihan terbaik engkau dan karunia terbesar dari Allah untukmu. Dan aku akan selalu bangga padamu dan tetap akan mendoakan yang terbaik untukmu.
Koto Tangah, 29 juli 2010
Seorang simple girl yang suka bicara ceplas-ceplos, tapi sangat baik hati. Aku bahkan sudah hampir-hampir tidak ingat siapa dia. Susah sekali aku mengingat-ingat. Tapi tak kunjung ketemu dalam files otakku.
Ketika pertama sekali membaca mail nya, hatiku langsung saja bergetar. Entah mengapa itu. Aku-lah orangnya yang bertipe ‘tidak gampang jatuh cinta, tapi sosok satu ini sudah mampu membuatku bergetar saat pertama kali melihat photonya. “Ahh.. mungkin upload photonya pake mantra-mantra..” selorohku waktu itu.
Hari-hari berikutnya, selalu saja dia menyapa kalau ak OnLine di Yahoo Messanger. Entah ngobrol apa-an yang jelas enak dan bikin betah. Dia-lah orang pertama yang membuatku betah berlama-lama chating. Mungkin dia orangnya maniak chating, enak diajak ngobrol sampai-sampai aku betah ber jam-jam bercerita. Ada saja bahan yang tak kunjung habis-habis buat diomongin. Aku juga mulai terbuka.. talking about averything yang membuatku plong setelah chating dengannya.
Orangnya baik hati. Suka membantu. Sungguh dia sudah banyak membantuku. Tak bisa lagi kusebutkan satu persatu karena saking banyaknya. Herannya, dia masih tetap bersahaja untuk mendengarkan smua problemku. Dan mau berfikir untuk mecarikan solusinya. Klop sekali ! fikirku. Aku juga pada dasarnya punya jiwa sosial dan solidaritas yang tinggi.
Hingga tibalah harinya kepulanganku ke Indonesia. Aku masih ingat ketika malam itu menyusun barang-barang ke koper. Chating terakhir dengan nya sebelum meninggalkan Kairo. Aku bertekat, tidak akan melepaskannya. Sesampai di indonesia nanti tidak akan membuang-buang waktu untuk langsung ke orang tuanya. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan dua kali karena berlama-lama dan memakai sifat ‘panyogan’.
Hari berganti hari di kampung halaman, lama kutunggu dia OnLine. Mungkin dia sedang sibuk atau ada keperluan. Tidak biasanya dia meninggalkan Yahoo messanger berlama-lama. Aku berfikir keras, bagaimana caranya mencari moment untuk bisa bertemu dengannya.
Akhirnya, Allah mengabulkan do’a ku. Hari itu adikku ada acara di kampus nya dan harus datang orangtuanya. Aku-lah yang datang waktu itu sebagai orang tua. Aku sudah ada firasat akan ketemuan dengan dia. Karena dalam acara sebesar ini dia mestinya hadir.
Hari itu, Kutenangkan hatiku duduk dibelakang. Sekali-kali kepalaku celinguk ke depan mencari kalau-kalau orang yang ku cari ada di depan. Benar saja, ketika acara selesai dan break, terlihat dia berjalan dari depan bersama teman nya. Bayangkan ! betapa terpesona nya aku waktu itu. Objek yang selama ini hanya bisa aku lihat dari photo, sekarang bisa aku saksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Walau aku merasa baru pertama kali melihatnya, tapi aku yakin sudah lama mengenal wajahnya. Itu dia ! seorang wanita berjilbab lebar yang akrab dan hangat pergaulannya.
Kami benar-benar ketemuan. Aku, dia, dan adik ku. Jangankan menatap matanya, melihat ke arahnya aku tak berani. Hatiku dag-dig-dug, grogi bukan main. Grogi !
Hari berikutnya, bahkan dia datang kerumahku. Menagih oleh-oleh dari Mesir, mungkin katanya. Dia bersama adiknya sudah menunggu di ruang tamu. Kemudian bangkit menyalami dan mencium tangan mama penuh santun. Bicara santun, sopan. Yang ada dalam dadaku waktu itu hanya kekaguman pada sosoknya.
Ku bongkar habis-habisan koperku waktu itu. Tentu saja oleh-oleh spesial untuknya tidak akan lupa aku bawa. Tapi dimana ? dimana..?! berulang-ulang aku bongkar koperku, kuperiksa tas, laci meja, bahkan sampai ke kamar mandi. Tapi tetap saja hasilnya nihil !
Baru terakhir kuingat, oleh-oleh itu ketinggalan di koper satu lagi. Di koper buku-buku yang tertinggal di Malaysia. Sama dengan oleh-oleh untuk kedua adik perempuanku dan mama. Sebuah jilbab mesir yang manis. Alamaaak.. terpaksa sore itu kutakurkan kepala. Dia pulang kerumah dengan tangan hampa. Tanpa oleh-oleh apapun !
Sejak hari itu, aku berusaha mencari-cari informasi tentangnya. Ingin mengetahui dia lebih dekat. Dan semakin lama, semakin kuat keinginanku untuk memilikinya. Hingga suatu saat ketika selesai chating dengannya, aku begitu termenung. Lama aku termenung, menatap layar komputer dengan tatapan hampa. Ku ulang lagi mengeja kata-kata yang tertulis waktu chating dengan nya.
Dia begitu spesial. Seorang muslimah muda dengan karir selangit. Subhanallah.. aku tidak dapat berkata-kata. Yang terbayang waktu itu hanya ingin mengukur bayang-bayang sepanjang badan. Tampaknya angan-anganku terlalu tinggi untuk memilikinya. Ia terlalu jauh diatasku. Aku melihat diriku terlalu kerdil.
Hari-hari berikutnya, tetap chating dengan nya. Seperti biasa, bercerita tentang apapun. Plong dan tidak ada yang bisa aku tutup-tutupi darinya. Bahkan untuk proses ta’aruf-ku. Terus terang kusampaikan kepadanya. Ada beberapa orang yang ingin memulai proses menuju jenjang pernikahan dengan-ku dan minta pendapatnya. Aku perhatikan reaksinya, ternyata ia tak punya rasa apa-apa. Tetap plong !
Hingga akhirnya kuberanikan diri untuk mengutarakan maksud hati. Dengan media chating, tentunya kutekatkan chating kali ini akan mengakhiri semua kata-kata basa-basi. Langsung saat itu aku tembak. Aku ingin melamar seorang akhwat.
Seperti biasa, dia tanya “boleh tau siapa orangnya?”
Aku jawab, masih teman satu es-em-pe juga. Tinggal di Ibuh.
“iya ?” mungkin dia berfikir kalau dia pasti tau orang nya. Hingga tidak ada pilihan lain dari spesifik ciri-ciri yang aku sebutkan kecuali dialah orangnya. Dia mengelak ! “ahh jangan gt, nanti aku kepedean..”
Pada saat yang sama juga, dia juga mengutarakan niatnya berangkat ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. Seperti yang dahulu sering ia utarakan niatnya untuk S2. Ahh.. kembali lagi aku down waktu itu. Aku tak mungkin menghalangi niatnya untuk kuliah. Di Bandung? Tentu tidak mungkin, sedangkan aku harus tetap disini, di Payakumbuh mengurus Sekolah. Akhirnya chating hari itu ditutup dengan kata-kata “anggap saja garah-garah”. Aku berdo’a waktu itu, moga Allah memberikan ia yang terbaik.
Hari ini, malam ini. Untuk kedua kalinya aku kembali gagal menyampaikan rasa hati padanya. Mungkin aku terlalu nekat dan tidak melihat kondisi. Kembali aku tanyakan kalo aku mendambakan seorang istri seperti nya. Apakah dia mau dengan orang seperti aku ini? radd 'alayya.. dengan bahasa yang halus. Sangat halus malahan. “Apo lah spesialnyo ana, Dak ado do. Kok bantuak biaso2 se, Dak tinnggi lo do t, Kok belajar ilmu agama baru patang2 ko baru, Kok ilmu agama mangarati stek2nyo, Kok klg pas2an lo. Dk ado spesiaal2nyo do han !”
Kembali aku yakinkan dia, kalau aku akan menerimanya apa adanya. Kuceritakan Kisah dalam film Kung fu Panda sebagai dalilku“Sup yang spesial tidak harus punya bumbu spesial, ya kan ? dragon scroll itu ternyata kosong, tidak ada apa-apa, tapi tetap punya nilai sangat spesial !”
Tapi tetap jawabannya tak jauh beda. Sebelum terlanjur, bagus tau dulu-lah smuanya. Kalau tau gimana sebenarnya dia, pasti ilfil deh..
So what can i do ? entah bagaimana akhirnya nanti. Entah aku salah persepsi atau penafsiran, entahlah..
Ukhti, dimanapun engkau sekarang, aku doakan untukmu. Moga Allah memberikan pendamping yang terbaik untukmu. Kalau itu adalah aku, sungguh tak terhingga syukurku. Tapi kalau itu bukanlah aku, moga itu adalah pilihan terbaik engkau dan karunia terbesar dari Allah untukmu. Dan aku akan selalu bangga padamu dan tetap akan mendoakan yang terbaik untukmu.
Koto Tangah, 29 juli 2010
Read More..