Berburu Malam Lailatul Qadar


“Demi Fajar! Dan malam yang sepuluh! Dan yang genap dan yang ganjil!” [89:1-3]
Allah SWT telah memberkati Jumat sebagai hari yang terbaik dalam seminggu, Ramadan sebagai bulan terbaik dalam setahun, dan 10 hari terakhirnya sebagai hari-hari terbaik di bulan Ramadan. Serupa dengan hal itu Dia juga telah menyatakan sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah sebagai masa yang penuh dengan kebaikan.

Untuk membedakannya, Allah SWT memanifestasikan kesucian rentang waktu “Sepuluh Malam” ini dalam Alquran. Menurut sejumlah ulama dalam Islam, ‘Sepuluh Malam’ merujuk pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan atau sepuluh hari pertama di bulan Muharam atau lima hari ganjil terakhir di bulan Ramadan, yang juga termasuk, Malam Kemuliaan, Kedua Malam Idulfitri dan Iduladha, Mi’raj, ‘Arafah, dan Malam Pertengahan (Nisfu) Syakban. Tetapi sebagian besar ulama itu percaya bahwa ’Sepuluh Malam’ itu merujuk pada 10 malam pertama di bulan Zulhijah. Alasannya karena haji dilaksanakan selama kurun waktu tersebut.
Ditambah lagi dengan adanya hari ‘Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Zulhijah. Sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah adalah hari-hari yang terpenting dalam setahun. Dan hari ‘Arafah adalah hari yang terpenting di antara yang sepuluh itu. Oleh sebab itu ia merupakan hari terpenting dalam setahun. Allah SWT memberikan kemuliaan terbesar kepada hamba-Nya dengan jalan mengampuni mereka. Kebahagiaan di Akhirat sangat dipengaruhi oleh pencarian terhadap ampunan Allah SWT, hari ‘Arafah adalah hari pengampunan. Rasulullah SAW bersabda bahwa Muslim yang berpuasa di hari ‘Arafah akan diampuni dosa-dosanya sepanjang tahun.
Selain itu masih ada lagi hari yang baik di bulan ini, yaitu Hari Raya Kurban atau Iduladha yang jatuh pada 10 Zulhijah. Ini adalah hari di mana Nabi Ibrahim AS diuji untuk mengorbankan putra yang paling dicintainya, Nabi Ismail AS sehingga setiap Muslim dianjurkan untuk memperingati peristiwa ini dan mengambil hikmahnya.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa sepuluh hari pertama ini adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, memohon, salat dan ibadah lainnya. Di laporkan dari Abu Hurayrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari-hari lain yang lebih disukai Allah SWT daripada 10 hari pertama di bulan Zulhijah.” Puasa di siang harinya adalah sama dengan puasa setahun penuh, dan ibadah di malam harinya setara dengan ibadah di malam Laylat al-Qadar. (Tirmidzi dan Ibnu Majah).
‘Abd Allah ibn Mas’ud RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari lain dalam setahun di mana suatu perbuatan baik mempunyai nilai yang sangat tinggi dibandingkan dengan hari yang sepuluh (yakni 10 hari pertama di bulan Zulhijah).” Seseorang bertanya, “Bagaimana dengan berjihad di jalan Allah SWT?” Beliau menjawab, “Bahkan dibandingkan jihad di jalan Allah SWT.” Haytami berkata, “Tabarani meriwayatkan hal itu dalam al-Mu’jam al-Kabir dan semua perawi hadis dalam rantai transmisinya adalah perawi yang sahih.
Juga diriwayatkan oleh Ibn Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih disukai oleh Allah SWT selain di 10 hari pertama bulan Zulhijah. Jadi dalam periode ini perbanyaklah tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa Ilaha Ilallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar).” (Tabarani)
Hazrat Abu Qatadah al-Ansari RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa di hari ‘Arafah (9 Zulhijah). Beliau bersabda, “Puasa itu bisa menebus dosa-dosa kecil di tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.” (Muslim) Puasa ini adalah Mustahab, tidak berdosa jika tidak melakukannya.
Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tetap terjaga dan melakukan ibadah di malam Idulfitri dan Iduladha, hatinya tidak akan mati ketika hati orang-orang yang lain mati.” (Targhiib)
Hazrat Muadz bin Jabal RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jannah (surga) adalah wajib bagi siapa yang tetap terjaga dengan niat beribadah pada malam 8, 9, dan 10 Zulhijah, malam Idulfitri dan malam Nisfu Syakban.” (Targhiib)
Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun yang berpuasa pada tanggal 1 Zulhijah seolah-olah ia ikut dalam Jihad di jalan Allah SWT selama 2.000 tahun tanpa istirahat sedikit pun. Bagi yang berpuasa di hari kedua seolah-olah ia telah beribadah kepada Allah SWT selama 2.000 tahun dan puasa di hari ketiga seolah-olah ia telah memerdekakan 3.000 budak di masa Nabi Ismail AS. Untuk puasa di hari keempat ia menerima ganjaran sama dengan 400 tahun ibadah. Untuk hari kelima ganjarannya setara dengan memberikan pakaian kepada 5.000 orang yang telanjang, puasa di hari ke-6 setara dengan ganjaran bagi 6.000 syuhada dan puasa di hari ketujuh, semua pintu di ketujuh neraka menjadi haram baginya dan untuk puasa di hari kedelapan, seluruh pintu surga akan dibuka baginya.” Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa puasa pada hari pertama Zulhijah bagaikan telah mengkhatamkan Alquran sebanyak 36.000 kali. Catatan: puasa-puasa tersebut adalah Mustahab, tidak ada keharusan untuk melakukannya. Selain itu kita juga dilarang berpuasa pada hari Tasyrik (hari ke-11, 12, dan 13 bulan Zulhijah) sebagaimana Aisyah RA dan IbnuUmar RA meriwayatkan bahwa tidak seorang pun diperbolehkan berpuasa pada hari Tasyrik, kecuali mereka yang tidak mampu berkurban