mengetahui ciri pembohong dari ekspresi


Memang untuk mengetahui seseorang berbohong atau tidak ternyata gampang-gampang susah. Terkadang kita bingung untuk menentukan apakah yang dikatakan fakta atau hanya rekayasa? Berikut merupakan Beberapa ciri yang sama pada pembohong di lebih dari 60 negara di dunia. Apa saja?

Berdasarkan hasil penelitian dari Texas Christian University, menemukan salah satu ciri kebohongan dari senyuman. Senyum yang keluar dari seorang pembohong akan tampak beda dengan senyum yang ikhlas dan sungguh-sungguh.
Seorang profesor psikologi dari UCSF dan pengarang buku Telling Lies, Paul Ekman pun berhasil menemukan satu cara untuk membedakan antara emosi yang sesungguhnya dengan emosi yang palsu alias pura-pura melalui otot-otot di wajah.
Melalui The Facial Action Coding System (FACS), ekspresi seseorang bisa diketahui dengan ekspresi yang disebut microexpressions. Meskipun senyum palsu dan senyum sungguh-sungguh menggunakan otot yang sama, namun senyum yang ikhlas dan sungguh-sungguh tercipta melalui otak yang sadar, sedangkan senyum yang palsu tidak.
Sebagai contoh, otot zygomaticus major sama-sama menarik pipi ke atas pada orang yang senyum, baik itu senyum palsu maupun sungguhan. Namun pada mereka yang senyum dengan ikhlas, bagian otak yang mengontrol emosi juga meningkatkan kerja otot orbicularis oculi dan pars orbitalis. Otot tersebut tidak hanya menarik pipi ke atas tapi juga alis.
"Kuncinya adalah melihat lipatan antara kelopak mata dan alis ketika tersenyum. Orang yang senyum dengan ikhlas dan sungguh-sungguh memiliki area lipatan yang menurun dan alis yang sedikit melengkung ke bawah. Memang sulit menerka mimik wajah tersebut jika belum ahli," ujar psikolog asal UC Santa Barbara, Bella DePaulo seperti dilansir Yourtango, Kamis (24/9/2009).
Pembohong juga bisa dikenali lewat gerakan tubuhnya. Berdasarkan Journal of Accounting yang dibuat oleh Joseph Wells dari Association of Certified Fraud Examiners, pembohong biasanya lebih banyak berkata-kata dan menunjukkan sikap gelisah. Bahkan menurut Joseph, pembohong biasanya menutup mulutnya ketika berbohong.
Menurut peneliti di University of Texas, pembohong juga lebih banyak komplain, sering berganti-ganti pilihan kata, dan cenderung menggunakan referensi orang ketiga dibanding dirinya sendiri. Mereka juga mengeluarkan emosi negatif seperti marah, frustasi atau takut.
Dalam studi yang dipublikasikan Neuroreport, berbohong ternyata ada hubungannya dengan waktu. Hah, maksudnya? berdasarkan hasil Studi, seseorang sudah bisa berbohong sejak usia 4 atau 5 tahun. Jadi ketika kecil sudah mulai berbohong kemungkinan besarnya akan jadi pembohong juga.
Hayoo yang kecilnya sudah suka bohong jangan jadi pembohong professional yaa. .